Sabtu, 12 November 2011

FF/ Telling Me The Guard/ Part.4




Title                : Telling me The Guard
 Author           : SazziLya Bi
Length            :  Chaptered
Genre             : Romance, FamiLy
Rating             : PG-15
MainCast:                    
Kim  HyeJin (Wulia Binti Aegyo)
Choi MinHo
OtherCast:
Jung SooJung (Krystal)
Kim KiBum
Yoogeun
Preface       : FF ini didedikasikan buat my best friend Wulia Binti Aegyo, jeongmal gamsahae untuk selalu   mendengarkan^^
Warning     : THIS FF IS MINE !! Dont Do PLAGIAT, AVOID IT FOR HUMANITY, PLEASE RESPECT TO THE AUTHOR

^Happy Reading aLL, dont be SiLent readers^

***Part 4***
            Terlambat bagi HyeJin untuk tidak terlibat dalam kehidupan MinHo. Termasuk mengenai yeoja yang saat ini berada di depan pintu bersama Yoogeun. Yeoja itu terlihat dewasa, yeoppo, dan sangat anggun. Molla, hati HyeJin terasa sesak memandangi yeoja didepannya. Siapa sebenarnya yeoja ini?
-o0o-
            “Annyeong Haseyo?” sapa si yeoja dengan ramah. HyeJin yang sempat larut dalam pikirannya sedikit terkejut “Oh, Ne ! Mianhae, Annyeong Haseyo? Nuguyo?”. Yeoja itu tersenyum melihat tingkah konyol HyeJin “Ah ! Choneun Park MinSoo-imnida, bangapseumnida !! Nuguyo? Choi MinHo odieso?” pertanyaan Nonna Park membuat HyeJin merasa Kikuk. HyeJin berpikir apa yang dilakukannya disini, sementara istrinya MinHo sudah pulang. “Ne, Choneun Kim HyeJin-imnida, bangapseumnida, suamimu ada didalam, aku teman sekelasnya, aku hanya mengantarnya pulang karena ada sedikit masalah di sekolah, masuklah, dia pasti menunggumu nonna..” jawab HyeJin gugup. Saat itu ia hanya takut bahwa yeoja itu akan salah paham. “Mwo?” raut wajah nonna Park berubah penasaran. “Ne ?? Aa, jangan salah paham jebal, tidak ada apa-apa antara aku dan MinHo, tak lebih dari sekedar teman sekelas. Itu saja Nonna ” balas HyeJin sekenanya. “Aaa. Nona aku kira kau yang salah paham ! aku Park MinSoo, aku adalah Yoogeun Songsaengnim di TK, aku bukan istri Choi MinHo, hahaha !!” Nonna Park menjelaskan sambil tertawa geli. “Mwo?? Jadi Nonna Park ini bukan istrinya MinHo? Maksudku anda bukan Ummanya Yoogeun?” kali ini HyeJin tak mampu menyembunyikan rasa malunya. Ia tak berani menatap mata Nonna Park. Otteokhaeyo? Begitu pikirnya. Tampaknya Nonna Park menyadari ini, ia berusaha kembali menegaskan pernyataannya “Anio, anda salah nonna, aku bukan Ummanya Yoogeun, ini memang bagian dari tugasku dari sekolah untuk mengantar siswaku pulang sampai rumah. Lagi pula ini hanya bentuk kesepakatan antara Tuan Choi dengan pihak sekolah karena tak ada yang bisa menjemput Yoogeun maka pihak sekolah yang mengantarnya”. Aigoo, mendengar penjelasan ini HyeJin merasa begitu lega, ia bahkan hampir saja melompat karena girang, bukankah HyeJin bukan benar-benar yeoja chingunya MinHo? Mungkin dia lupa itu, hehehe. “Oh Mianhae, aku baru pertama kali datang ke tempat ini, aku tak mengetahui apapun, kupikir kau istrinya, ups maksudku ibunya Yoogeun..” jelas HyeJin menahan malu. Keduanya saling melempar senyum. Sementara MinHo yang sedari tadi duduk diam diruang tengah bangkit dan menuju pintu keluar karena penasaran. Ia kemudian menyapa Nonna Park begitu mengetahuinya “Annyeong haseyo Nonna Park !! Mianhamnida, maaf merepotkanmu, makhluk kecil ini tak berulah lagi di sekolah kan?”. Begitu melihat MinHo Appanya, Yoogeun berlari menghampiri MinHo, kelihatannya ia ikut cemas melihat Appanya dalam balutan perban. “Tuan MinHo, anda sedang sakit? Oh, gwenchanayo ! ini hanya tugasku sebagai Songsaengnim, Yoogeun anak yang cerdas dan tidak merepotkan. Baiklah kalau begitu aku permisi dulu, hari sudah hampir petang, semoga anda lekas sembuh, Annyeong gaseyo !!” Sapa Nonna Park yang kemudian pamit pulang.
-o0o-
            Kim HyeJin sama sekali tak berhenti tersenyum bahkan setelah Nonna Park pulang. “Nunna..” tegur Yoogeun sambil menyerahkan mobil mainannya, mungkin ia ingin mengajak HyeJin bermain dengannya. “Ne, Yoogeun-ah?? Kau masih ingat Nunna?? Aigoo nomu kyeopta, kau mau bermain??”. Yoogeun hanya mengangguk dengan polos. “Ne, kajja !!”. HyeJin kemudian menuntun Yoogeun ke ruang tengah dan mulai mengajaknya bermain.
-o0o-
            Keduanya begitu mudah sekali akrab, seolah dua teman yang telah begitu lama saling mengenal. Yoogeun sama sekali tak merasa asing bersama HyeJin, bermain bersama seperti Nunna dan dongsaengnya. Yoogeun bahkan menolak makanan yang diberikan Appanya, tapi dengan mudah menerima begitu HyeJin yang menyuapi. Bahkan Yoogeun sampai tertidur pulas dipelukan HyeJin. “Wow !! tak sempat terpikir kalian akan begitu mudah sekali akrab! Kau tahu ini pertama kalinya Yoogeun menolakku menyuapinya. Ini aneh sekali !! padahal aku tahu betul ia bukan tipe orang yang mudah menyukai orang lain..” ucap MinHo memecah keheningan. “Yya !! kau terlihat iri, jeongmal?? Tentu saja Yoogeun tak akan menolakmu, bukankah hanya ada kau dirumah ini? mungkin ia akan menolak jika ada Ummanya… ups..” HyeJin memotong kalimat itu, MinHo tak akan menyukainya. Suasana sejenak hening. MinHo mengalihkan pandangan ke lain tempat. Jika dilihat sekilas memang tampak kemiripan antara MinHo dengan Yoogeun. Bentuk mata yang bulat, kulit yang bersih, dan tampan. Hal ini sedikit menggelitik rasa penasaran HyeJin akan keberadaan Umma si anak yang tengah tertidur dalam pelukannya.
            “HyeJin-ah, berikan Yoogeun padaku, kau pasti lelah seharian ini..” MinHo bangkit menggendong Yoogeun dan membaringkan putra kesayangannya ke ranjang. HyeJin tak berani berkata apapun, ia masih merasa tak enak hati dengan apa yang diucapkan sebelum itu. HyeJin melirik ke jam dinding yang telah menunjukkan pukul 7 malam, ia berpikir mungkin akan lebih baik jika ia pulang, lagi pula Oppanya pasti merasa cemas. Ia bangkit merapikan isi tas dan menunggu MinHo keluar.
            “MinHo-ah, apa kau masih lama? Sudah saatnya aku pulang..” HyeJin menegur MinHo yang lama tak keluar dari kamar Yoogeun, padahal suara HyeJin terdengar begitu keras. HyeJin memutuskan untuk melangkah menuju kamar Yoogeun, tempat dimana MinHo berada. “Mwoya?????????????” HyeJin Shock. Bagaimana tidak, setelah lama yeoja itu menunggu MinHo di ruang tengah dan sekarang ia mendapati MinHo sedang tertidur nyenyak dalam posisi duduk tepat disamping ranjang Yoogeun. “Aiiiiiiiisssshhh, yang benar saja !!! bagaimana bisa dia tidur begitu nyenyak sementara tamu dirumahnya bahkan belum pulang…” gerutu HyeJin menahan kesal. Ingin rasanya yeoja itu mendekat dan menjitak kepala MinHo, akan tetapi langkahnya terhenti. Sejenak HyeJin memandangi wajah MinHo yang terlihat berbeda. Ia tampak begitu polos dalam tidurnya, sama sekali tak terlihat seperti badboy yang selama ini usil dan sering berbuat onar. Ia manis sama seperti Yoogeun putranya, satu-satunya keluarga yang mungkin saja dimiliki MinHo yang kesepian. HyeJin tampak hanyut dalam pemikirannya kala itu. Sisi lain dari sosok Choi MinHo. Ia mengambil selimut dan menyelimutkannya pada MinHo. “Namjachinguku, kau istirahatlah, cepat sembuh dan mari berdebat lagi, aku pulang…” HyeJin mengayunkan langkah menuju pintu dan pulang.
-o0o-
            Di depan pintu rumahnya HyeJin tampak was-was. Ini pertama kalinya ia pulang larut malam, KiBum jelas akan memarahi dongsaengnya itu jika tahu ini, terlebih jika ia tahu alasannya. Meski terlihat tak bertalenta tapi HyeJin adalah siswi pintar di Sekolahnya, ia adalah pemegang rekor beasiswa beberapa tahun terakhir, sehingga ia tak perlu repot memikirkan biaya pendidikannya, meski ini juga tak lepas dari pengaruh ayah SooJung selaku kepala sekolah, tak heran jika SooJung bersikap seolah HyeJin adalah baby sitternya. KiBum sebagai seorang Oppa yang sedari kecil melindungi HyeJin tentu tahu pasti bagaimana watak HyeJin yang memang penurut dan tak pernah berulah.
            Tapi kini ia banyak belajar dari MinHo, pelan dan mengendap-endap persis seperti seorang penyelinap ia berjalan memasuki rumah. Padahal sekalipun tak ketahuan, maka pagi betul KiBum akan membangunkan dongsaengnya itu hanya sekedar untuk memberi ceramah. Dengan hati-hati, sebisa mungkin HyeJin menjaga langkah agar tak sedikitpun menimbulkan suara. Pelan dan pasti, Sssssstttttt sedikit lagi menuju pintu kamar. 5 langkah, 4 langkah, 3 langkah, 2 langkah, 1 langkah, dan Prrrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttt !!!!!!!!!!!
            Mwoya??. Suara peluit itu lagi? Ini kebiasaan buruk KiBum yang suka sekali meniup peluit yang selalu melingkar dilehernya setiap kali HyeJin membuat kesalahan. KiBum paham betul adiknya membenci suara peluit, tapi ia tetap melakukannya, benar-benar figur seorang Oppa yang baik. “Yya !! Kim HyeJin, apa yang kau lakukan? Kau tahu jam berapa ini?kemana saja kau hari ini? apa pula yang terjadi dengan tanganmu?? Yya !! ayo berbalik dan kemarilah, SooJung telah menunggumu dari tadi” tegur KiBum. Deg. Jantung HyeJin sejenak terasa sesak, SooJung bukan tipe yeoja yang akan tinggal diam begitu dirinya dipermalukan, ia tentu akan membalas perlakuan apapun yang diterima dengan caranya sendiri. HyeJin kemudian berbalik dan memastikan jika benar yeoja itu adalah Jung SooJung. Memang benar ! tak ada pilihan lain kecuali ia menghampiri dan duduk di samping SooJung “Kau SooJung-ah, apa yang kau lakukan disini? tak biasanya kau mau datang mengunjungi rumahku..”. HyeJin terlihat tak dapat menyembunyikan mimik mukanya yang gugup, ia tak akan mampu menebak apa yang akan dilakukan oleh SooJung selanjutnya. “Yya !! kenapa kau tampak begitu gugup, bagaimanapun juga aku adalah teman sekelasmu, apa salah jika aku datang mengunjungimu? Geunde, darimana saja kau seharian ini? biasanya kau selalu denganku, aneh rasanya jika tak ada kau bersamaku..” ucap SooJung yang terkesan menyindir. “Oh !! anio SooJung-ah, hari ini aku berkunjung ke rumah EunHee untuk mengerjakan tugas” jawab HyeJin mencari alasan. “Oh?? Jinjja? Ini aneh sekali, setahuku sepulang sekolah tadi EunHee langsung mengikuti kelas KiBum Oppa, apa yeoja itu membolos?” SooJung perlahan mulai menyerangkan kata-katanya. KiBum yang mulai merasa ada kejanggalan kemudian ikut andil mencoba meluruskan “SooJung benar, hari ini EunHee hadir di kelas seni, aku bahkan sempat meminjamkan kuas padanya, aku tak lupa itu, lagi pula EunHee bukan tipe siswi yang suka membolos. Yya !! Kim HyeJin, sebenarnya kemana kau hari ini, kau bahkan tak menjawab teleponku, kau juga melakukan hal yang sama pada SooJung bukan?”. Melihat kecurigaan Oppanya, HyeJin mulai merasa terpojok, ia tak tahu harus mengatakan apa, jelas Oppanya apalagi SooJung akan marah jika mereka tahu ia bersama MinHo seharian ini. Ia tetap diam dan menundukkan kepala. “Kau tidak bersama dengan Choi MinHo bukan?” kata-kata tajam SooJung membuat suasana seluruh penjuru ruangan itu terasa mencekam. “Anioooo, aku tak bersamanya, aku sama sekali tak bertemu dengannya sejak pulang sekolah SooJung-ah, bukankah aku sudah katakan aku akan menjauhi namja itu?” SooJung berusaha membentengi diri dengan jawaban sekenanya. Tapi Soojung, ia tetap tak mau diam, ia terus saja melontarkan pertanyaan konyol untuk menyerang HyeJin. HyeJin dibuatnya semakin gugup, keringat dingin tampak mulai bermunculan di dahinya. Aigoooo. “Kenapa kau gugup HyeJin-ah, bukankah kau tak melakukannya? Pergi bersama dengan MinHo? Lagipula aku hanya asal tebak. Ayolah, jangan anggap ini terlalu serius, aku kemari hanya ingin meminjam buku untuk kelas seni dari Oppamu, dan aku sudah mendapatkannya, kupikir ini sudah waktunya aku pulang, antar aku ke depan ya !! Kajja !! Oppa, sampai jumpa besok, Annyeong Gaseyo..” SooJung berpamitan.
Semua belum berakhir rupanya. Begitu sampai di gerbang, SooJung menghentikan langkahnya. “Yya !! Kau dengannya bukan? Kau munafik sekali, aku pikir dengan satu gertakan kecil akan sedikit menciutkan nyalimu, rupanya tidak, ini sama sekali tak berpengaruh !!” SooJung memasang muka tak senangnya. “SooJung-ah, aku..” HyeJin berusaha menjelaskan tapi tak sempat begitu SooJung memotong pembicaraannya. “Andweee, jangan katakan apapun, aku tak akan melepaskanmu begitu saja, aku akan membuatmu menyesal mencari masalah denganku. Kau tak semudah perkiraanku, tapi bersaing denganmu bukanlah hal besar bagiku. Ini hanya masalah kecil dan aku akan membereskannya. Berhati-hatilah mulai hari ini, Arraso !!!!!” SooJung memperingatkan dengan nada mengancam. Sepele saja yeoja itu kemudian melangkah pulang meninggalkan HyeJin yang diliputi perasaan was-was. Ini tak akan mudah bagi HyeJin, berurusan dengan SooJung sama halnya mempertaruhkan masa depannya. Otteokhae? Bagaimana selanjutnya?. Kim HyeJin HWAITING !!!!!!!!
-o0o-
            Prrrrrrriiiiiiiiiiiitttt. Aiiiiissshhh bunyi peluit itu lagi. “Yya !! HyeJin-ah, sampai kapan baru kau akan keluar dari kamarmu? Kau akan terlambat sampai ke Sekolah !!”. Tema sarapan HyeJin sepagi itu adalah suara peluit dan ocehan dari Oppanya, cukup mengenyangkan. Dalam gerak cepat dan raut muka sebal HyeJin keluar dari kamarnya menuju meja makan, tempat dimana Oppanya juga tengah sibuk menyiapkan sarapan dalam arti sebenarnya. “Aiiisshh, Oppaaa ??? berhentilah melakukan kebiasaan itu, meniup peluit dihadapanku, kau tahu aku membencinya tapi kau tetap melakukannya..” ucap HyeJin protes. Dengan santai KiBum menyumpal mulut HyeJin menggunakan potongan wortel untuk membuat dongsaengnya berhenti bicara “Sudah diamlah !! aku perlu cara untuk menaklukan anak nakal sepertimu HyeJin-ah, ambil sarapanmu dan lekas berangkat kau hampir terlambat !!”. “Hhhhfftttt Ne arraso…” jawab HyeJin malas. Layaknya seorang Umma, KiBum menunggui dongsaengnya sarapan. Itulah yang dilakukannya sehari-hari. Melakukan sarapan di pagi hari dan saling bercanda, meski kali ini suasananya terkesan agak hambar, KiBum tak tampak seperti biasanya, kali ini ia agak lebih pendiam. “Oppa, gwenchana? Kau kenapa? Apa kau sakit? Sepertinya baru saja kau begitu semangat memarahiku, tapi sekarang kau diam..” Tanya HyeJin penasaran. KiBum tak mungkin diam mendengar adiknya bertanya, dengan nada datar ia hanya menjawab “Anio !! HyeJin-ah, aku berharap rasa cemasku tak akan jadi nyata, jika aku meminta maukah kau berjanji padaku?”. Sebenarnya mendengar pernyataan KiBum membuat HyeJin tampak agak sedikit resah, tapi setidaknya dia harus memastikan maksud Oppanya. “Mwoya?” tanggap HyeJin penasaran. Kali ini KiBum menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengan HyeJin. “Aku hanya mencemaskanmu HyeJin-ah, berjanjilah walau apapun yang terjadi kau jangan dekat dengan Choi MinHo, Oppa merasa ada yang tak beres dengan namja itu, sebenarnya ini hanya sebatas kecemasanku, bukannya Oppa tidak mempercayaimu hanya saja perilaku SooJung semalam membuatku perlu memastikannya, HyeJin-ah semalam kau tak bersama namja itu bukan?”. Deg, Otteokhaeyo? Pikir HyeJin sejenak dalam hatinya. Rupanya KiBum secara tak langsung mulai curiga. “Ani, Anio Oppa !! kau tahu siapa Jung SooJung bukan, aku tak bersama namja itu semalam, Mianhae aku berbohong dan mengatakan bahwa aku bersama EunHee tapi yang jelas aku tak bersama namja itu, lagi pula untuk apa aku berurusan dengannya” HyeJin mencoba menutupi fakta. Mendengar penjelasan dongsaengnya KiBum tampak sedikit lega “HyeJin-ah, kau satu-satunya keluarga yang aku miliki di dunia ini, aku harap aku bisa mempercayaimu HyeJin-ah, sungguh aku tak ingin kau mengingkari janjimu, aku akan terluka jika kau membohongiku, arraso??”. Tersirat rasa bersalah berselubung dalam diri HyeJin, jelas ia tengah menutupi kebenaran. Oppa Mianhae…
-o0o-
            Sepanjang perjalanan menuju sekolah tak ada hal lain yang dipikirkan HyeJin kecuali betapa ia begitu merasa bersalah telah membohongi Oppanya. Tak terbayangkan bagaimana perasaan KiBum jika ia tahu HyeJin telah berbohong. Menuju pintu gerbang ia bahkan tak menyadari keberadaan MinHo yang sedari tadi menunggunya, HyeJin kau terlalu fokus. “Yya !! Kim HyeJin, apa kau tak melihatku?” sapa MinHo pagi itu. Tak ada yang dilakukan kecuali kemudian ia mendekat menghampiri HyeJin. “Kyaaaa !! pagi sekali kau datang? Biasanya kalau tidak terlambat hal yang kau lakukan adalah mengacaukan kelas atau membolos, aneh sekali ini seperti bukan Choi MinHo yang normal” ucap HyeJin meledek. Dengan santai begitu saja MinHo melingkarkan lengannya ke bahu HyeJin persis seperti ketika HyeJin memapahnya tempo hari “Yya !! jadi kau pikir aku yang seperti ini tidak normal apa? Kau mengatakannya seolah kau sudah begitu lama mengenalku..”. HyeJin yang merasa kurang nyaman berusaha melepaskan tangan MinHo dari bahunya sebagai bentuk protes “Aiiisshh, apa yang kau lakukan, singkirkan tanganmu, semua orang akan melihatnya, berhentilah membuat skandal, huhh !!”. Namun memang sudah watak dasar MinHo yang acuh ia tetap saja kembali melakukannya “Sudahlah jangan banyak bicara, lagipula semua orang tahu bahwa kau yeoja chinguku bukan? Hahaha. Nan MinHo-imnikka??”.  HyeJin tampak sebal dengan ucapan MinHo, ia terus saja berusaha menyingkirkan tangan MinHo dari bahunya “Mwoya??Nan MinHo imnikka?? Aiisshh kau bangga sekali dengan kata-kata itu. Kau pikir itu lucu?” protes HyeJin lagi. Ini tak membuat MinHo kehabisan akal untuk terus mengusilinya “Namjachinguku, kau istirahatlah, cepat sembuh dan mari berdebat lagi, aku pulang…” ucap MinHo menirukan gaya HyeJin semalam. “Yya !! MinHo-ah kau mendengarnya???” HyeJin mengejar MinHo yang langsung mengambil langkah seribu begitu HyeJin menyadari ucapannya. Aiiiiiisssshhhhhh, namja itu !!!
Dan tanpa disadari kisah cinta itu sebenarnya telah dimulai. Chakkaman !!!

***To Be Continued***

FF/ Telling Me The Guard/ Part.3




Title                : Telling me The Guard
Author           : SazziLya Bi
Length           :  Chaptered
Genre            : Romance, FamiLy
Rating            : PG-15
MainCast:                    
Kim  HyeJin (Wulia Binti Aegyo)
Choi MinHo
OtherCast:
Jung SooJung (Krystal)
Kim KiBum
Yoogeun
Preface       : FF ini didedikasikan buat my best friend Wulia Binti Aegyo, jeongmal gamsahae untuk selalu   mendengarkan^^
Warning     : THIS FF IS MINE !! Dont Do PLAGIAT, AVOID IT FOR HUMANITY, PLEASE RESPECT TO THE AUTHOR
^Happy Reading aLL, dont be SiLent readers^


***Part 3***
            Hari yang sepenuhnya kacau. Semua siswa sampai kepala sekolah mungkin akan segera mengetahuinya “HyeJin adalah yeoja chingunya Choi MinHo” badboy kelas atas di Gyeonggi High School. Betapa beruntungnya HyeJin, setidaknya karena namja itu tampan. Insiden yang menimpa SooJung bak sebuah bukti yang begitu kuat, bahwa ini memang benar. Semua pihak boleh percaya, tapi hanya HyeJin dan MinHo yang mengetahui kebenarannya. Hanya kedua orang itu, dua orang yang masih saja terikat dengan borgol  bahkan sampai jam sekolah berakhir.
            “Yya !! MinHo-ah sebenarnya kapan kau akan melepaskan borgol ini? aaiiissshh pergelangan tanganku bahkan seperti mau patah karena kau terus saja menarikku kemanapun kau pergi, Kajja !! kita kembali ke lorong dan lekas cari kuncinya, aku harus segera pulang !!” HyeJin masih begitu rajin berceloteh. MinHo merasa terganggu dengan ocehan yeoja yang sedari tadi terus saja mengekor dibelakangnya, ia tampak mengusap telinganya sendiri karena suara HyeJin memang terdengar berisik “Aiiiiiisssshhh, kau ini cerewet sekali, diamlah !! suaramu itu bahkan bisa membangunkan orang yang baru saja dikremasi”. Dengan mimik muka yang begitu menyebalkan keduanya berjalan menuju lorong biasanya dalam sebuah misi penting mencari kunci !!.
-o0o-
            Begitu sampai di lorong itu mereka tak tinggal diam, tetap saja menjaga keributan, terus saja berdebat dan saling menyalahkan. “Kemana kau melemparnya tadi? Kita akan kerepotan mencari benda sekecil jari kelingkingmu. Kenapa aku selalu bermasalah setiap kali bertemu denganmu !!” HyeJin sibuk mengacak-acak semak didepannya. Minho, ia melakukan hal yang sama “Yya !! Kau suka sekali menyalahkanku, jangan terlalu cemas, aku akan segera menemukannya. Nan MinHo imnikka??” namja itu mulai bergaya. “MinHo imnikka??” tegur HyeJin sinis.
            Tak ada hasil, meski mereka begitu teliti mencarinya. Keduanya terlihat begitu fokus, mereka tak menyadari derap langkah kaki perlahan mulai terdengar. Bukan sekedar satu orang rupanya, karena jika mereka mendengar, suara itu memang berisik. Perlahan lalu semakin mendekat. “Kau yang bernama Choi MinHo??” tegur suara itu dengan tegas. MinHo yang menyadari kemudian menoleh disusul HyeJin. MinHo terlihat bingung karena si pemilik suara itu jelas bukan chingu ataupun orang yang dikenalnya. MinHo bahkan tak memiliki teman, kecuali HyeJin dan hanya jika itu memungkinkan. “Ne ! aku Choi MinHo, Nuguyo? Kau tak tampak seperti siswa dari sekolah ini.” ucap MinHo ingin tahu. Si pemilik suara angkat bicara “Kau tak mengenalku tentu saja, tapi kau pasti paham pada seniormu Han DongJae bukan?”. MinHo sejenak berpikir, ia mencoba mengingat nama yang tampak begitu tersirat diingatannya, sesaat kemudian tatapannya berubah begitu tajam dan geram tepat ia memandang si pemilik suara itu yang juga seorang namja. Namja itu sama sekali tak gentar menghadapi MinHo, tentu saja karena ia bersama dua orang lain yang setia berdiri mengawal dibelakangnya. “Kau mengingatnya? Kakak senior yang pernah kau hajar hingga babak belur karena mengikutimu setahun lalu? Dia adalah dongsaengku” terlihat matanya memerah menahan amarah. “Lalu apa urusannya sekarang? Apa Han DongJae itu mati? Dia yang mencari masalah denganku, aku hanya membereskannya dengan caraku..” jawab MinHo sepele. Namja itu tampak geram, ia mengepalkan tangannya, tanpa diminta secepat kilat ia melayangkan sebuah tinjuan tepat diwajah MinHo “Kau memang perlu dihajar !!! apa kau tahu apa yang telah kau lakukan? DongJae mengalami trauma psikis karena ulahmu, ia takut dunia luar, ia mengasingkan dirinya di rumah sakit jiwa, kau membuatnya kehilangan masa depan !!!!!!”. MinHo hanya melempar senyum sinis, pukulan itu memang bukan apa-apa baginya, ia terlalu bermasalah untuk sekedar merasa kesakitan. HyeJin yang sedari tadi tutup mulut mulai kebingungan, ia tahu itu situasi yang sama sekali mencekam, ia satu-satunya yeoja ditempat itu. “MinHo-ah, kajja !! Kita pergi dari sini” ucapnya berusaha mengalihkan perhatian. Tanpa pikir lama keduanya mulai melangkah, akan tetapi, Brrrrrrrrrrrrraaaaaaaaaaaaakkkkk pukulan itu kembali melayang mengenai MinHo. Kedua namja lain ikut andil mengeroyok MinHo. Suasana kacau sekarang, hanya terdengar suara pukulan yang terus menghantam MinHo dan beberapa kali tampak hampir mengenai HyeJin. Namja itu bahkan tak sempat melawan ia sadar tangannya masih dalam keadaan terborgol. HyeJin terdengar histeris, ia benar-benar ketakutan, ia berteriak meminta pertolongan, tapi sia-sia saja hari sudah sore dan tak ada siapapun di sekolah tentu saja. HyeJin makin histeris saat ia mendapati MinHo mulai bersimbah darah. Ya, yeoja itu takut darah. “Yya !!!!! berhentilah, hentikan ini, jebal !!!!” teriak HyeJin sambil menangis histeris. Seorang diantara pengeroyok itu mendekati HyeJin dan menatapnya tajam. Seperti kejadian awal namja itu mengepalkan tangannya dan Brrrrrrrrrrrrraaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk. HyeJin tak merasakan apapun. Tentu saja, karena pukulan itu mengenai kepala MinHo yang secepat kilat mendekap HyeJin dalam pelukannya. Minho-ah, kau melindungiku? Begitu pikirnya.
-o0o-
            Pengeroyok itu meninggalkan mereka sesaat setelah keduanya lemah daya. HyeJin mendapati MinHo lemah bersimbah darah, ia tak tahu harus bagaimana dalam kondisi sepanik itu. “Minho-ah, gwenchana? Bangunlah, kau jangan pingsan, haruskah kita ke rumah sakit? Yya !! MinHo-ah” HyeJin berusaha membangunkan MinHo. Tak banyak yang bisa dilakukannya, satu-satunya cara hanyalah membuka borgol kemudian menyelamatkan MinHo sebelum semuanya terlambat, tapi dimana kuncinya?. HyeJin sejenak berpikir ia memandangi segala penjuru di sekitar. Dapat ! bukan kunci, melainkan jepit rambut yang dikenakannya, kenapa tidak sedari tadi? Pabbo. Perlahan ia berusaha membuka borgol itu, ia tampak cermat sehingga dengan begitu mudahnya borgol itu terbuka. Hfffftttttt akhirnya……….
            “MinHo-ah, aku berhasil membuka borgolnya, aku akan mengantarmu kerumah sakit, kajja!! Bangunlah MinHo-ah..” HyeJin kembali menyadarkan MinHo. “Andweee HyeJin-ah, aku benci tempat itu, aku tak apa, ini hanya luka kecil bagiku.” MinHo menjawabnya dengan nada lemah. “Pabbo !! mana bisa disebut luka kecil, mungkin benar bagimu, tapi tidak menurutku..” HyeJin membentak MinHo. “Anio !! gwenchana, aku hanya akan pulang dan istirahat..” MinHo tetap menolaknya. Dua orang dengan pendirian masing-masing dan sulit disatukan. “Ne !! baiklah, kalau begitu aku yang akan mengantarmu pulang, katakan padaku dimana kau tinggal !!” HyeJin mengalah. MinHo menggeleng tanda ia menolak. “Yya !! kenapa kau begitu keras kepala?? Bangunlah dan pulanglah jika kau mampu, lakukanlah dan akan kupastikan kau memerlukan bantuanku !!!” HyeJin kembali membentak. Rupanya MinHo benar-benar keras kepala. Ia bangkit dengan segenap tenaga dan rasa sakit yang ditahannya. Namja itu melangkah pelan. HyeJin dirundung cemas, namja yang nekat !. MinHo perlahan mulai menaiki tangga namun kemudian brrrraaaakkkkkkk. Tubuhnya merebah di tanah. HyeJin yang terkejut, berlari menghampiri MinHo, jelas namja itu membutuhkan bantuannya. “Kau lihat? Betapa menyedihkannya dirimu sekarang?” tanggap HyeJin sedikit puas, ia kemudian membantu MinHo bangun dan melingkarkan lengan namja itu di bahunya. MinHo hanya tersenyum sinis “Aiisssshhhh. Berjalanlah menuju halte dan aku akan menunjukkannya padamu”. HyeJin tersentak “Mwoya??”. Dengan singkat MinHo menjawab “Kau beruntung, kau orang pertama dan satu-satunya yang akan segera tahu dimana aku tinggal..”
-o0o-
            Tempat ini begitu sepi dan agak jauh dari keramaian kota, tak ada tetangga ataupun layanan publik. Tempat itu tak tampak seperti rumah. Sulit dipercaya seorang Choi MinHo tinggal ditempat seperti itu entah apapun alasannya. Rumah yang dari luar tampak seperti bekas gudang tua tak terlalu luas dan membosankan. Perlahan MinHo membuka pintu rumahnya yang tampak seperti pintu garasi. “Mwoya??” HyeJin tercengang melihat isi gudang itu. Bagaimana tidak ! rumah itu tampak seperti gudang yang disulap menjadi arena bermain. Begitu banyak mainan dan boneka, selintas terlihat pula sebuah ayunan ditengah ruangannya, hal yang sama sekali tak terlintas dalam diri HyeJin ketika melihat sosok MinHo. “aaiiissshhh. Masih sempatkah kau terkejut seperti itu sementara dari tadi aku kesakitan? Kajja !! bukankah kau penasaran ingin tahu dimana tempatku tinggal?” MinHo meringis menahan sakit. HyeJin mengalihkan perhatiannya kemudian melangkah masuk, ia memapah MinHo menuju sebuah sofa panjang dan membaringkannya. Ia mengeluarkan kotak obat yang dibelinya selama diperjalanan tadi. Dengan cekatan HyeJin mengusap bercak darah yang mulai mengering kemudian mulai membalut luka memar di wajah MinHo. Aigoo, dalam keadaan terluka dan memarpun namja itu masih mempesona. “Yya !! HyeJin-ah, pergelangan tanganmu juga terluka?” MinHo mendapati tangan kanan HyeJin yang terborgol tadi terluka. “Oh Anio!! Gwenchana, ini hanya sedikit tergores” HyeJin menyembunyikan tangannya. Tapi MinHo tidak diam, ia memegang pergelangan tangan HyeJin kemudian mengoleskan obat dan membalut luka itu. “Mana bisa kau menyebutnya tergores, mungkin benar bagimu, tapi tidak menurutku..”. Nomu kyeopta, ini manis sekali. Entahlah, tapi rasanya suasana itu sesaat menjadi canggung, mereka yang biasanya berdebat tampak menyembunyikan rasa malu, jelas wajah keduanya bersemu merah. Untunglah suasana itu tak berlangsung lama, suara ketukan pintu membuyarkan segalanya, kembali ke dunia nyata !. MinHo berusaha bangkit hendak membuka pintu, akan tetapi HyeJin menghentikannya begitu melihat MinHo masih tampak kesakitan “Biar aku yang buka pintu, kau disini saja”. MinHo hanya diam dan kembali duduk. HyeJin melangkah menuju pintu lalu membukanya. Rupanya seorang yeoja dan anak kecil yang tengah asyik menikmati Lollipop. Chakaman !!!!! Anak kecil itu. Mwoya?? Bukankah dia yang memanggil MinHo dengan sebutan Appa? Bukankah ia Yoogeun. HyeJin tersentak. Lalu yeoja ini? apakah dia Ummanya Yoogeun?? Bukankah secara tak langsung berarti yeoja ini juga istrinya MinHo? Umma, Appa, dan Yoogeun. Yeoja itu, MinHo dan Yoogeun? Aigoooooo. Ada apalagi ini?*^%$$#%%^*&%^*
***TO BE CONTINUED***

Jumat, 11 November 2011